Thursday, November 27, 2008

TANTANGAN RITEL TRADISIONAL ATAS RITEL MODERN

Melihat perkembangan ritel-ritel modern yang cukup pesat, tampaknya menjadi sedikit ancaman bagi ritel tradisional. Saran dan usulan pun mengemuka guna mencarikan solusi bagi kemungkinan terus menurunnya daya tahan usaha ritel tradisional, mulai dari keinginan untuk membatasi jumlah ritel modern dalam setiap lokasi, membatasi waktu buka atau operasi ritel modern, maupun pembatasan luas selling area dan item barang dagangan yang ditawarkan, bahkan sampai pengumpulan atau pengelompokan keberadaan ritel modern khususnya skala besar pada satu lokasi tertentu.

Segala upaya di atas, dimaksudkan untuk melindungi dan memberikan kesempatan ritel tradisional agar tetap bertahan di tengah mulai bergesernya lifestyle shoping masyarakat khususnya di kota-kota besar.

Tak kalah pentingnya, sebuah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah terkait dengan regulasi maupun aktivitas kongkrit untuk membantu dalam merevitalisasi pasar-pasar tradisional dan ritel tradisional. Semua diarahkan untuk membantu pelaku ritel tradisional survive ditengah persaingan usaha dewasa ini.

Sektor ritel secara umum sebenarnya juga mengalami dampak penurunan akibat merosotnya kondisi perekonomian secara nasional. Jika analisis dilakukan secara komprehensif, dapat dikatakan bahwa kapasitas industri ritel cukup besar. Ketakutan ritel tradisional akan tersedotnya pelanggan mereka akan beralih pada ritel modern memang bisa dipahami khususnya untuk kota-kota besar.

Peluang pertumbuhan ritel tradisional di kota besar terasa sangat berat, sebab berhadapan langsung dengan ritel modern dan pola belanja konsumen kota yang berubah. Namun untuk konteks lokasi pinggiran kota besar, kota kecil dan pelosok, tentunya peluang ritel tradisional masih sangat terbuka dan bahkan ritel modern tidak diminati. Peran pemerintah dengan membuat regulasi yang menghambat bertemunya secara langsung ritel tradisional dengan ritel modern skala menengah – besar mrupakan langkah yang cukup berarti demi membantu tetap survivenya ritel tradisional skala kecil dan menengah.

Sebagai wahana memperbarui diri, Tidak ada kata terlambat untuk berbenah jika diyakini bahwa peluang pasar ritel tradisional masih terbuka lebar. Berbenah merupakan sebuah konsekuensi logis dari keputusan untuk dapat tetap bertahan survive dan terus tumbuh. Apalagi jika wacana bahwa ritel modern merupakan rival berat yang mau tak mau harus dihadapi.

Langkah awal melakukan pembenahan diri adalah membuka paradigma baru pelaku ritel tradisional tentang pentingnya adopsi pengelolaan ritel modern untuk diimplementasikan pada ritel tradisional skala kecil maupun menengah.

Dengan mengadopsi manajemen/pengelolaan ritel modern, meskipun skala bisnis ritel dikategorikan dalam skala kecil dan menengah, namun diharapkan akan mempunyai daya tahan untuk tetap survive dan tumbuh secara optimal.

Langkah Terakhir adalah melakukan evaluasi berkesinambungan dengan terus melihat potensi pasar melalui fokus perhatian pada kebutuhan/keinginan pelanggan maupun pola strategi yang dijalankan oleh pesaing. Profesionalitas pengelolaan ritel tradisional tercermin dalam konsistensi dijalankannya langkah-langkah tersebut. Pemahaman yang mendalam bahwa bisnis ritel adalah bisnis yang sangat detail akan membangun spirit untuk terus berupaya mendapatkan akumulasi margin keuntungan yang meskipun tipis tapi jika dikelola dengan baik akan menyumbangkan keuntungan usaha yang cukup besar pada akhirnya

No comments: