Sebenarnya yang paling mendasar dari dunia pendidikan adalah bagaimana dunia pendidikan itu dapat menjawab tantangan kebutuhan masyarakat. Artinya bahwa pendidikan itu kemudian bisa menjadi sarana bagi pengembangan dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik, ungkap Prof. Dr. Nur Syam, M.Si, Rektor terpilih IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Ia menambahkan, bahwa Selama ini yang kita lihat dunia pendidikan ternyata lebih banyak sentuhannya pada pengembangan kognisi. Oleh karena itu, ke depan dunia pendidikan harus diarahkan secara maksimal dalam rangka memberikan bekal kepada peserta didik agar mereka mempunyai kemampuan di bidang aplikatif atau yang terkait dengan tantangan kebutuhan masyarakat.
Hal di atas menjadi PR bagi kita bersama, oleh karena itu kalau pendidikan diarahkan ke
Khusus ilmu-ilmu keagamaan, harus memberikan bekal kepada mahasiswa untuk bisa bersentuhan dengan dunia kehidupannya, jadi mereka tidak hanya dibekali ilmu-ilmu keagamaan yang bercorak lebih ke langit tetapi tentu mereka harus dibekali dengan ilmu-ilmu yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan atau hajat hidup dia sebagai manusia.
Hendaknya perguruan tinggi atau lembaga pendidikan harus memikirkan bagaimana memberikan bekal lebih kepada mahasiswa, kalau di IAIN ya IAIN plus kalau ilmu sosial ya ilmu sosial plus.
Semakin banyak inovasi-inovasi yang dilakukan lembaga-lembaga pendidikan menunjukkan bahwa kita tidak miskin konsep melainkan kita kaya dalam konsep dan pengembangannya.
Berkenaan dengan arus informasi yang semakin cepat, yang paling penting dikembangkan adalah Pemantapan kepribadian. Lembaga pendidikan harus mengarahkan peserta didiknya agar mereka memiliki kepribadian.
Pertama, kepribadian sebagai bangsa
Kedua, kepribadian sesuai dengan ajaran agama yang di anut. Semua ajaran agama pasti mengajarkan pada kebaikan. Pendidikan moral dan budi pekerti jangan hanya menyentuh dimensi kognisi tetapi kemudian menjadi ajuan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk saat ini, sudah mulai dikembangkan model-model semacam sekolah dan kantin kejujuran. Pendidikan akhlak dan budi pekerti sebenarnya mengarah ke situ, jadi mereka akan jujur pada diri sendiri, orang lain dan masyarakat.
Di sisi lain, dalam diri peserta didik harus ditanamkan adanya pertahanan diri. artinya setiap peserta didik harus memiliki katahanan diri agar tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif. Kalau orang lain berbuat jelek, maka saya harus tetap melakukan sesuatu yang sesuai dengan keyakinan saya sebagai pemeluk agama dan bangsa.
Bagaimana masa depan pendidikan kita? Nur Syam Menambahkan kalau dikaitkan dengan negara lain kita bisa dibilang ketinggalan, tetapi kita tidak boleh menangisi ketertinggalan itu. Oleh karena itu semua komponen harus disiapkan untuk membangun komitmen dan kerja keras dalam rangka pengembangan pendidikan.
Misalnya, sudah dilakukan sistem penggajian guru melalui program sertifikasi. Jika penggajian guru sudah dibenahi selanjutnya yang dilakukan adalah evaluasi, apakah benar bahwa dengan penggajian yang baru mereka bekerja lebih keras daripada sebelumnya dan ini harus dilakukan pemantauan terus menerus. Kalau kualitas kesejahteraan dibenahi yang diiringi dengan peningkatan kualitas tenaga pendidik, diikuti dengan kualitas proses pembelajaran, diikuti peningkatan sarana dan prasarana, diikuti dengan peningkatan reseach dan pengabdian masyarakat dan yang lainnya saya optimis bahwa pendidikan kita akan bangkit, tambah Nur Syam.
No comments:
Post a Comment