Marhaban Ya Ramadhan, Itulah ucapan yang kita ucapkan atau kita baca dalam konteks menyambut bulan suci Ramadhan. Tahukah saudara apa makna yang dikandung oleh kata itu?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan antara lain sebagai selamat datang menyambut tamu yang dihormati. Begitu pula yang kita ucapkan pada bulan suci Ramadhan, yaitu berarti selamat datang wahai bulan Ramadhan. Kata ini pada mulanya berarti sesuatu yang lapang dan luas, seakan-akan orang yang merngucapkan Marhaban kepada tamu atau apa saja menggambarkan bahwa hatinya lapang menyambut kedatangannya, kita tidak kesal tetapi kita bergembira. Karena dalam bulan Ramadhan ada banyak sekali keistimewaan-keistimewaannya, disitu ada malam yang lebih mulia dari seribu bulan, disitu disimpulkan oleh nabi Muhammad bahwa seandainya umatku mengetahui betapa banyak keistimewaan bulan Ramadhan, niscaya mereka akan mengharapkan setiap tahun adalah Ramadhan.
Saudara, dari kata Marhaban juga lahir kata yang berarti tempat persinggahan untuk mengambil bekal sekaligus tempat persinggahan untuk memperbaiki kendaraan. Kita berjalan jauh menuju Tuhan. Perjalanan ini memerlukan bekal dan boleh jadi dalam kehidupan kita kendaraan yang kita gunakan ada kerusakan-kerusakannya, maka Marhaban Ya Ramadhan berarti atau bermakna wahai Ramadhan, kami siap dalam bulan ini untuk mengambil sebanyak mungkin bekal menuju perjalanan menuju Tuhan dan dalam saat yang sama kami siap untuk memperbaiki apa yang rusak, meluruskan apa yang bengkok, menjernihkan apa yang keruh, dan sekali lagi Marhaban Ya Ramadhan.
Saudara, nabi Muhammad Saw, berpesan bahwa ada 4 hal yang mestinya diraih oleh seorang muslim dalam bulan Ramadhan ini, dua hal yang bila dilakukan mengundang ridha Allah dan dua lagi yang mestinya jangan tidak hendaknya diraih dalam bulan Ramadhan ini. Dua hal yang mengundang ridha Allah adalah ucapan laa ilaha illa Allah dan beristighfar.
Saudaraku, Nabi juga berpesan, bahwa jaddiduu imanakum, perbaharuilah iman kalian, ketika ditanya bagaimana memperbaharui iman, Beliau menjawab perbanyak mengucapkan La Ilaha Illa Allah.
Saudaraku, dalam hidup kita ini ada debu-debu yang hinggap di dalam akidah keimanan kita, kita perlu memperbaharuinya. Dalam bulan Ramadhan ada penyakit-penyakit jiwa yang hinggap dalam diri kita, kita perlu mengobatinya dan itulah yang dimakdsud oleh nabi dengan istighfar karena istighfar antara lain bermakna memperbaiki dan memperindah.
Dua hal yang jangan tidak diraih dalam bulan ini adalah sabda Nabi Saw., yaitu memohon surga-Nya dan berlindung dari neraka-Nya. Yang beliau maksud bukan sekedar bermohon dalam benuk doa, tetapi yang beliau maksud adalah melakukan kegiatan-kegiatan yang mengantar seseorang masuk ke surga Ilahi dan menghindari hal-hal yang menjadikan seseorang terhindar pula dari neraka. Sekali lagi apa yang diajarkan Nabi ini dapat kita tempuh dengan memperbanyak amal kebajikan dan menghindari sedapat mungkin segala keburukan. Dan itulah yang menjadikan setan-setan terbelenggu dan pintu surga terbuka lebar.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang seharusnya kita menanam benih kebaikan sebanyak mungkin, agar jika tiba masa panen kita menuai buah yang kita harapkan dapat mengantar kita ke surga Ilahi dan terhindar dari siksa-Nya.
“Ya Allah, inilah bulan puasa telah hadir dihadapan kami membawa cahaya dan kebajikannya, membawa keberkatan dan anugerahnya. Maka ya Allah terimalah puasa kami di siang harinya dan amal-amal kebajikan kami di malam harinya”
Tulisan ini merupakan kultum dari Prof. Dr. H. M. Quraish Shihab
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan antara lain sebagai selamat datang menyambut tamu yang dihormati. Begitu pula yang kita ucapkan pada bulan suci Ramadhan, yaitu berarti selamat datang wahai bulan Ramadhan. Kata ini pada mulanya berarti sesuatu yang lapang dan luas, seakan-akan orang yang merngucapkan Marhaban kepada tamu atau apa saja menggambarkan bahwa hatinya lapang menyambut kedatangannya, kita tidak kesal tetapi kita bergembira. Karena dalam bulan Ramadhan ada banyak sekali keistimewaan-keistimewaannya, disitu ada malam yang lebih mulia dari seribu bulan, disitu disimpulkan oleh nabi Muhammad bahwa seandainya umatku mengetahui betapa banyak keistimewaan bulan Ramadhan, niscaya mereka akan mengharapkan setiap tahun adalah Ramadhan.
Saudara, dari kata Marhaban juga lahir kata yang berarti tempat persinggahan untuk mengambil bekal sekaligus tempat persinggahan untuk memperbaiki kendaraan. Kita berjalan jauh menuju Tuhan. Perjalanan ini memerlukan bekal dan boleh jadi dalam kehidupan kita kendaraan yang kita gunakan ada kerusakan-kerusakannya, maka Marhaban Ya Ramadhan berarti atau bermakna wahai Ramadhan, kami siap dalam bulan ini untuk mengambil sebanyak mungkin bekal menuju perjalanan menuju Tuhan dan dalam saat yang sama kami siap untuk memperbaiki apa yang rusak, meluruskan apa yang bengkok, menjernihkan apa yang keruh, dan sekali lagi Marhaban Ya Ramadhan.
Saudara, nabi Muhammad Saw, berpesan bahwa ada 4 hal yang mestinya diraih oleh seorang muslim dalam bulan Ramadhan ini, dua hal yang bila dilakukan mengundang ridha Allah dan dua lagi yang mestinya jangan tidak hendaknya diraih dalam bulan Ramadhan ini. Dua hal yang mengundang ridha Allah adalah ucapan laa ilaha illa Allah dan beristighfar.
Saudaraku, Nabi juga berpesan, bahwa jaddiduu imanakum, perbaharuilah iman kalian, ketika ditanya bagaimana memperbaharui iman, Beliau menjawab perbanyak mengucapkan La Ilaha Illa Allah.
Saudaraku, dalam hidup kita ini ada debu-debu yang hinggap di dalam akidah keimanan kita, kita perlu memperbaharuinya. Dalam bulan Ramadhan ada penyakit-penyakit jiwa yang hinggap dalam diri kita, kita perlu mengobatinya dan itulah yang dimakdsud oleh nabi dengan istighfar karena istighfar antara lain bermakna memperbaiki dan memperindah.
Dua hal yang jangan tidak diraih dalam bulan ini adalah sabda Nabi Saw., yaitu memohon surga-Nya dan berlindung dari neraka-Nya. Yang beliau maksud bukan sekedar bermohon dalam benuk doa, tetapi yang beliau maksud adalah melakukan kegiatan-kegiatan yang mengantar seseorang masuk ke surga Ilahi dan menghindari hal-hal yang menjadikan seseorang terhindar pula dari neraka. Sekali lagi apa yang diajarkan Nabi ini dapat kita tempuh dengan memperbanyak amal kebajikan dan menghindari sedapat mungkin segala keburukan. Dan itulah yang menjadikan setan-setan terbelenggu dan pintu surga terbuka lebar.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang seharusnya kita menanam benih kebaikan sebanyak mungkin, agar jika tiba masa panen kita menuai buah yang kita harapkan dapat mengantar kita ke surga Ilahi dan terhindar dari siksa-Nya.
“Ya Allah, inilah bulan puasa telah hadir dihadapan kami membawa cahaya dan kebajikannya, membawa keberkatan dan anugerahnya. Maka ya Allah terimalah puasa kami di siang harinya dan amal-amal kebajikan kami di malam harinya”
Tulisan ini merupakan kultum dari Prof. Dr. H. M. Quraish Shihab
No comments:
Post a Comment